Selasa, 23 Februari 2021

Jika Kucing Lenyap dari Dunia (Review Buku)


Judul: 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐊𝐮𝐜𝐢𝐧𝐠 𝐋𝐞𝐧𝐲𝐚𝐩 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚
Penulis: 𝐆𝐞𝐧𝐤𝐢 𝐊𝐚𝐰𝐚𝐦𝐮𝐫𝐚 
𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐣𝐞𝐦𝐚𝐡: 𝐑𝐢𝐛𝐞𝐤𝐚 𝐎𝐭𝐚 
𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭 𝐁𝐀𝐂𝐀
Tahun: 𝟐𝟎𝟐𝟎 
Halamn: 𝟐𝟓𝟓 𝐡𝐥𝐦 
 𝐈𝐒𝐁𝐍 𝟗𝟕𝟖𝟔𝟎𝟐𝟔𝟒𝟖𝟔𝟒𝟑𝟏

📚 Blurb:
Apakah yang akan kamu lakukan jika umurmu tinggal hitungan hari? Apa perasaanmu jika kamu akan segera mati?

Seorang lelaki muda penyendiri yang bekerja sebagai tukang pos divonis mengidap kanker stadium akhir. Umurnya tinggal sebentar lagi. Dalam kekalutan, datang tawaran menggiurkan untuk melakukan perjanjian dengan Iblis agar hidupnya terselamatkan. Syaratnya: setiap hari dia harus bersedia menghilangkan sebuah benda yang dia sayangi dari dunia ini.

Jika kamu yang berada pada posisi dia, maukah kamu menerima tawaran sang iblis? Jika ya, benda apa yang rela kamu hilangkan? Maukah kamu menghilangkan mantan pacarmu? Maukah kamu melenyapkan binatang kesayanganmy dari dunia yang aneh ini?
_____________________




Novel ini tentang kisah seorang pria yang berusia 30 tahun, bekerja sebagai tukang pos. Tokoh Aku dalam novel ini adalah pria tersebut, tetapi tidak disebutkan nama dari pria ini.
Dia hidup sendiri bersama seekor kucing, bernama Kubis. Ibunya meninggal dunia empat tahun yang lalu dan tidak pernah bertemu atau menghubungi ayahnya selepas ibunya meninggal dunia. Pria ini divonis dokter menderita kander stadium IV, sisa waktunya paling panjang setengah tahun. Bisa juga lebih cepat dari seminggu.

Alur cerita yang santai menurutku, lambat tapi masih bisa aku nikmati. Setiap bab, penulis seolah-olah terus menyentil kita, selalu ada pesan disetiap babnya tanpa kita sadari.
"aku memegang ponsel dari sejak bangun pagi sampai persis sebelum tidur. Jumlah buku yang kubaca jauh berkurang. Koran juga tidak lagi kubaca. Film yang ingin kutonton menumpuk terus." (Hlm. 51)

Penyesalan dari tokoh seolah akupun ikut merasakannya. Memberikan gambaran tentang kehidupan.
"Selama tiga puluh tahun hidupku ini, pernahkan aku melakukan sesuatu yang benar-benar penting?"  (Hlm. 160)

Novel yang unik, novel yang ringan. Terjemahannya juga luwes, tidak kaku. Tak hanya asyik untuk dibaca, tapi banyak menyimpan makna dan pesan untuk kehidupan. Memberi kita pencerahan tak terduga, membuat kita tertawa, tersenyum, bersedih sekaligus menjadikan renungan.
"Jika dilihat dari dekat, hidup manusia itu tragedi, tapi jika dilihat dari jauh, itu merupakan komedi." (Hlm. 98)

Untuk kalian yang suka dengan novel tentang keluarga, cerita yang membuat hati terasa hangat, novel ini cocok untuk dibaca.Terlebih untuk para pecinta kucing, di bab 'Hari Jumat, Jika Kucing Lenyap dari Dunia', jujur membuatku terharu berkaca-kaca.
"Bukannya manusia yang memelihara kucing, melainkan kucinglah yang mendampingi manusia."  (Hlm 220).

Senin, 22 Februari 2021

Wundersmith The Calling of Morrigan Crow (Review Buku)


Judul: 𝐖𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐬𝐦𝐢𝐭𝐡 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐌𝐨𝐫𝐫𝐢𝐠𝐚𝐧 𝐂𝐫𝐨𝐰
Penulis: 𝐉𝐞𝐬𝐬𝐢𝐜𝐚 𝐓𝐨𝐰𝐧𝐬𝐞𝐧𝐝 
𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐣𝐞𝐦𝐚𝐡: 𝐑𝐞𝐧𝐢 𝐈𝐧𝐝𝐚𝐫𝐝𝐢𝐧𝐢 
𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭: 𝐌𝐢𝐳𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐢 
Tahun: 𝟐𝟎𝟏𝟗 
Halaman: 𝟒𝟗𝟎 𝐡𝐥𝐦 
𝐈𝐒𝐁𝐍 𝟗𝟕𝟖𝟔𝟎𝟐𝟑𝟖𝟓𝟕𝟒𝟑𝟐

𝘽𝙡𝙪𝙧𝙗:
Saudara-saudari sehidup semati? Saling setia, siap bahu membahu?
Morrigan mulai merasa ikrar Wundrous Society itu hanya omong kosong.
Tidak ada yang menyukainya di sekolah-yah, kecuali Hawthorne, sahabatnya. Unit mereka terus dikirimi surat kaleng berisi ancaman untuk menguak rahasia Morrigan dan gurunya di Society hanya mengajarkan satu hal: semua Wundersmith itu jahat dan Morrigan bukanlah pengecualian.
Yang terburuk, satu per satu orang mulai menghilang dan teror bermunculan. Nevermoor, kota fantastis yang magis dan menawarkan perlindungan, kini dilingkupi ketakutan dan kecurigaan...
Dan, besar kemungkinan, Morrigan penyebabnya.

___________________________________________

Wundersmith merupakan buku kedua dari serial Nevermoor.

Wundersmith bercerita tentang kisah Morrigan Crow yang akhirnya berhasil menjadi bagian dari Wundrous Society. Ternyata hal ini tidak semata-mata membuat Morrigan merasa tenang dan lega, mengapa?
Teman-temannya membencinya atau bahkan merasa takut dengan Morrigan terkecuali teman setianya, Hawtrone. 
Ya, Morrigan sudah mengetahui bahwa dirinya merupakan wundersmith. Teman-teman satu unit, 919 pun juga mengetahuinya.

Morrigan hanya diperbolehkan mengikuti satu pelajaran. Tapi, seiring berjalannya waktu, mata pelajaran yang diikuti Morrigan bertambah sekaligus merupakan mata pelajaran favoritnya.
Ditambah dengan datangnya surat kaleng yang berisi ancaman untuk membuka rahasia unit 919.

Sementara itu, diluar WunSoc, orang-orang yang mempunyai kemampuan istimewa satu demi satu menghilang. Ada pengkhianat di dalam WunSoc! Apakah ini ulah Ezra Squall? Dan ada teman Morrigan yang bahkan ikut menghilang. Hmm siapakah itu?

Di buku kedua ini, ceritanya lebih seru, lebih menantang, imajinasiku ditantang utk semakin liar di buku kedua ini. Situasi kota Nevermoor dan segala misterinya diceritakan begitu menarik dan keren.
Kemampuan Morrigan disini pun akhirnya terlihat. Keterlibatan Ezra Squall juga berperan dalam munculnya kemamphan magis Morrigan. Jupiter si penganyom Morrigan selalu setia mendengarkan curhatan Morrigan dan selalu membela Morrigan di hadapan para Tetua. Jupiter mengingatkanku pada Dumbledore dalam kisah Harry Potter.

⭐ 4.5/ 5.0

Rabu, 10 Februari 2021

PERSONA (Review Buku)

 


Judul: 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧𝐚 
Penulis: 𝐅𝐚𝐤𝐡𝐫𝐢𝐬𝐢𝐧𝐚 𝐀𝐦𝐚𝐥𝐢𝐚 
Penerbit: 𝐏𝐓. 𝐆𝐫𝐚𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐏𝐮𝐬𝐭𝐚𝐤𝐚 𝐔𝐭𝐚𝐦𝐚 
Tahun: 𝟐𝟎𝟏𝟔 
Halaman: 𝟐𝟒𝟖 𝐡𝐥𝐦; 𝟐𝟎 𝐜𝐦 
𝐈𝐒𝐁𝐍 𝟗𝟕𝟖𝟔𝟎𝟐𝟎𝟑𝟐𝟔𝟐𝟗𝟎


📚 Blurb
Namanya Altair, seperti salah satu bintang terang di rasi Aquila yang membentuk segitiga musim panas. Azura mengenalnya di sekolah sebagai murid blesteran Jepang yang kesulitan menyebut huruf L pada namanya sendiri.

Azura merasa hidupnya yang berantakan perlahan membaik dengan kehadiran Altair. Keberadaan Altair lambat laun membuat perasaan Azura terhadap Kak Nara yang sudah lama dipendam pun luntur.

Namun, saat dia mulai jatuh cinta pada Altair, cowok itu justru menghilang tanpa kabar. Bukan hanya kehilangan Altair, Azura juga harus menghadapi kenyataan bahwa orangtuanya memiliki banyak rahasia, yang mulai terungkap satu demi satu. Dan pada saat itu, Kak Nara-lah tempat Azura berlindung.

Ketika Azura merasa kehidupannya mulai berjalan normal, Altair kembali lagi. Dan kali ini Azura dihadapkan pada kenyataan untuk memilih antara Altair atau Kak Nara.


📚📚📚
Azura, seorang gadis yang senang menyendiri dan tidak mempunyai teman. Dia dianggap aneh oleh teman-temannya, bahkan setiap ada tugas kelompok, dia selalu paling terakhir dalam mendapatkan kelompok. Teman-temannya tidak tahu bahwa Azura sering menyakiti dirinya sendiri, hal ini disebabkan karena pertengkaran orangtuanya.
Azura sangat menyukai komik manga, dia juga senang menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan sambil memandang Kak Nara bermain bola dari jendela perpustakaan.
Kak Nara adalah kakak kelas Azura, dia pernah membantu saat Azura jatuh.
Saat Azura memulai kembali kehidupan barunya, sosok Nara muncul secara tak terduga. Mereka mulai dekat lagi. Tetapi, ternyata Atlair kembali hadir di hidup Azura.
Kemana Atlair pergi selama ini? Kenapa dia kembali lagi mencari Azura? Dan kepada siapa Azura akan memilih?


Kamu pernah nonton Film "A Beautiful Mind"?

Ya, film tersebut bertemakan mental illness. Gangguan mental seperti apa sih di film tersebut? Coba googling saja. Sama seperti novel Persona ini, novel ini mengangkat permasalahan psikologis. Ini buku kedua karya mba Fakhrisina yang aku baca. Buku pertama yang aku baca adalah Represi sama seperti Represi, novel Persona ini bergenre sicklit, mengenai isu-isu psikologis di kalangan remaja.
Dan ya, Azura mempunyai gangguan mental, tanpa dia sadari.

Cerita yang sukses membuatku menangis, ikut merasakan emosi seperti yang dirasakan Azura. Novel yang tidak hanya sekedar kisah cinta seorang remaja, novel ini banyak memberi kita pelajaran. Pentingnya perhatian dan peran orangtua dalam perkembangan anak. Hubungan orangtua dan anak. Dan juga kisah kelam orangtua Azura pun bisa kita jadikan pelajaran berharga.
Alur maju mundur di dalam novel ini tidak terlalu membingungkan buatku. Karena ceritanya mengalir begitu saja. 

Kejutan di novel ini berada di epilognya. 
Benar-benar membuat kita berpkir, menduga-duga. Maksudnya gimana nih hahahaha

Apakah kamu suka menonton Drama Korea? Tahu drakor berjudul "Let's Fight Ghost"?
Hmm.. kalau kamu pernah nonton, disitu ada tokoh utama perempuan bernama Kim Hyun Ji. Seorang siswi yang mengalami kecelakaan dan koma dalam waktu yang lama, sehingga dia menjadi roh pengembara.

Lalu hubungannya dengam novel ini apa?
Ya gitu deh, penasaran kan? Hehe 
Yuk baca novel ini.

Maaf .. sebenarnya aku pingin cerita banyak.. tapi ga mau spoiler aja. Biar kalian yang membaca review ini penasaran, dan pingin membacanya hahaha

So guys, kalau ada teman, kenalan, atau bahkan keluargamu yang mengalami seperti yang dialami Azura. Please jangan judge dia, jangan salahkan dia. Jangan anggap dia gila. Dia hanya butuh pertolongan kepada yang ahli dibidangnya. Jangan sampai terlambat semakin jauh. 
Rangkul dia, sayangi dia.


📖📖
"Segala sesuatu yang seharusnya terjadi akan terjadi. Kalau tidak terjadi, ya berarti memang seharusnya tidak terjadi."

Jumat, 05 Februari 2021

Mendengar Nyanyian Sunyi. 𝘊𝘢𝘵𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘗𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘙𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘗𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘐𝘯𝘵𝘳𝘰𝘷𝘦𝘳 (Review Buku)

 



Judul: 𝐌𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐍𝐲𝐚𝐧𝐲𝐢𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐧𝐲𝐢. 𝘊𝘢𝘵𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘗𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘙𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘗𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘐𝘯𝘵𝘳𝘰𝘷𝘦𝘳 

Penulis: 𝐔𝐫𝐟𝐚 𝐐𝐮𝐫𝐫𝐨𝐭𝐚 𝐀𝐢𝐧𝐲 

Penerbit: 𝐂𝐕. 𝐇𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚 

Tahun: 𝟐𝟎𝟏𝟗 

Halaman: 𝟏𝟕𝟗 + 𝐱𝐱𝐢𝐯 𝐡𝐥𝐦. 𝟏𝟒 𝐱 𝟐𝟏 𝐜𝐦 

𝐈𝐒𝐁𝐍 𝟗𝟖𝟕𝟔𝟎𝟐𝟎𝟖𝟒𝟖𝟒𝟗𝟓


Apakah kamu seseorang Introver? Ataukah Ekstrover?

Aku adalah seorang introver yang menikah dengan seorang ektrover 😁


Buku ini terdiri dari 70 tulisan yang terbagi menjadi tiga bagian besar. Buku yang merangkum beberapa cerita yang dialami introver di dalam kehidupan dan mengajak pembacanya menjelajah di 𝘙𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘴𝘢 dalam kepala introver.

Buku ini meramu pikiran dan perasaan penulis sebagai seorang introver. Di dalamnya ada tulisan nonfiksi, ada fiksi mini, dan puisi. Buku ini membuatmu, para introver tidak merasa bahwa dirinya sendirian. Buku yang membuatku yakin bahwa introver itu adalah pribadi yang mengagumkan, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘳𝘪𝘣𝘢𝘥𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘦𝘩.

Seringkali menjadi introver itu selalu disalahpahami. Banyak yang mengira introver itu pemurung, selalu sedih, kesepian, antisosial, pendiam, dan lain-lain. Sebenarnya tidak demikian. Introver lebih senang mengerjakan sesuatu sendiri atau dengan orang-orang terdekatnya yang membuatnya nyaman. Ia cenderung mendapatkan kekuatannya dengan pikiran, ide, imajinasi dan suara-suara yang ada dipikirannya, di dalam dirinya.






Bagian pertama
Mendengar sunyi bekerja

Bagian yang berisikan nonfiksi, yang meramu pikiran dan perasaan penulis sebagai seorang introver.
"Aku merasa sunyi dalam ramai dan ramai dalam sunyi. Aku tak berjodoh dengan berbagai definisi. Aku tak bermaksud untuk membela diri. Aku hanya ingin kau bersedia menyadari, bahwa kesalahpahaman tentangku harus segera disudahi."

Intover bukannya antisosial, kesepian, atau semacamnya. Introver hanya merasa lebih bersemangat ketika dia hanya dengam dirinya sendiri. Introver bisa berpikir lebih jernih, bisa mendengar suara hati. Seperti menemukan kembali dirinya yang damai dan dengan itulah semangat hidupnya tetap ada. Introver bisa tetap terhubung dengan dunia kecil dalam dirinya: dunia ide dan imajinasi, yang seringkali jauh lebih baik daripada kenyataan.

Baginya, menyendiri itu tidak sama dengan kesepian. Kau bisa merasa kesepian bahkan ketika kau berada di dalam lingkaran orang-orang. Karena apa? Karena sang elang tak terbang bersama sang harimau. Kita semua tertarik secara alamiah pada kelompok-kelompok yang memang sesuai dengan diri kita, yang memiliki frekuensi yang sama dengan kita. 

"Introver perlu menikmati kesendirian. Sebab, saat itulah ia mendapatkan energinya kembali. Introver juga lebih menyukai pertemanan yang berkualitas alih-alih mengejar kuantitas teman dan kenalan. Mungkin jumlahnya terbatas, tapi hubungannya mendalam."

Introvert bukan antisosial. Ia hanya selektif dalam menentukan bersama siapa waktu dan tenaganya ia habiskan. Sekali menentukan, ia akan sepenuhnya hadir, sepenuhnya mendengarkan, sepenuhnya membantu, dengan sepenuh hati. Tidak semua orang menyadari dan menghargai kesepenuhan hati ini. Sehingga, kita bisa sedikit mengerti mengapa sikap selektif ini seringkali dipilih.

Ketika kamu berbincang dengan introver, tanyakanlah sesuatu yang 'penting', sesuatu yang besar, sesuatu yang esensial, sesuatu yang reflektif, sesuatu yang kontemplatif, sesuatu yang berkaitan dengan gambar utuh dari kehidupan, atau sesuatu yang melampaui obrolan-obrolan umum. Intinya bukan sesuatu yang hanya sekedar obrolan basa basi semata.
Tanyakan saja bagaimana pandangannya terhadap fenomena-fenoma sosial yang terjadi saat ini, kondisi medsos saat inu, tentang buku yang terakhir dibaca, tentang film yang pernah di tonton, atau cerita apa saja yang menarik dari perjalanan-perjalanannya. Biarkan obrolan itu mengalir begitu saja.

"Introver mungkin sulit melibatkan diri dalam obrolan penuh basa-basi. Namun, introver bisa lebih menyukai pembicaraan berbobot, yang justru dihindari sebagian orang lain. Sebab, introver mengobrol bukan hanya untuk menghabiskan waktu, tapi mencari makna."

Introver umumnya jarang bertanya pada orang lain, mengapa berisik, mengapa menyukai kebisingan, atau mengapa mereka jarang berada di rumah. Tapi justru introver sering mendapat pertanyaan memojokkan seperti, "Mengapa kamu pendiam? Apakah kau bisu? Apakah kamu menyembunyikan sesuatu? Mengapa kau selalu terlihat sedih?". Percayalah, pertanyaan-pertanyaan itu terdengar kasar di telinga introver.

Introver tidak mengharapkan penghargaan, pengakuan, atau penyebutan macam-macam dari orang asing. Ia tak nyaman jadi sorotan. Introver hanha butuh waktu sendiri tanpa diganggu, buku, dan secangkir teh hangat. Sungguh kebahagiaan yang sederhana ❤️
Introver hanya berbicara jika ia merasa perlu. Introver akan diam jika dia merasa perlu.

Jika kau berteman dengan introver.
Introver memang sering menjadi teman yang membosankan. Introver tak selalu asyik dan bermuka ceria. Tak bermaksud menjadi teman yang membosankan dan jahat, tak benar-benar ingin menjauh dari semua orang. Introver hanya merasa tidak perlu melakukan segala hal yang kau senangi agar diterima dan disukai. Sebab, baginya berteman bukan sekedar memiliki orang lain untuk mengusir rasa sepi. Baginya berteman adalah soal saling percaya dan menjaga kepercayaan.

Introver sangat menghargai sebuah pertemanan. Jika kau berhasil membuatnya percaya padamu, ia akan menjadikanmu teman terbaiknya. Namun, seringkali tidak semua orang memahami hal yang sama. Itu sebabnya introver memiliki sedikit sekali teman dekat.
Tapi, tak mengapa. Sedikit namun berkualitas, itulah prinsip pertemanan introver.

"Butuh beberapa waktu bagi introver untuk memercayakan hatinya pada seseorang. Namun, sekali ia percaya, ia akan percaya selamanya. Berjanjilah untuk tidak mematahkannya."


Bagian kedua
Mendengar Innie Berujar

Innie, sebutan lain untuk orang dengam kepribadian introver. 😁
Bagian ini berisikan fiksi mini. Obrolan-obrolan singkat dengan introver, jawaban-jawaban atas obrolan singkat. Bagaimana introver menjawab atas pertanyaan-pertanyaan, atau bahkan perdebatan yang terlontar kepada dirinya.


Bagian ketiga
Mendengar Kode Rahasia

Berisikan kumpulan-kumpulan puisi yang dibuat oleh penulis, mba Urfa. Puisi yang indah, puisi yang dapat dipahami maknanya.


📖
Sebuah buku yang menurutku sangat menggambarkan diriku. Isi buku ini berbobot, ditulis dengan bahasa yang santai, dan kata demi katanya sangat bisa dinikmati.
Buku ini menunjukkan bahwa kesunyian bisa menjelma menjadi nyanyian merdu menyentuh kalbu 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙙𝙞𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙩𝙞.
Ada sebuah kebetulan yang membuatku merasa, buku ini 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 saat aku membacanya. Ternyata penulis, mbak Urfa menurut hasil uji kepribadian MBTI adalah seorang INFP. 𝘚𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘬𝘶. 😄

Oiya, di dalam buku ini juga dijelaskan alasan ilmiah tentang introver.
Ada sisi ilmiah alasan mengapa seorang introver tak terlalu suka berada dalam keramaian. Alasannya, terlalu banyak stimulasi yang membuatnya lekas lelah. Otak introver lebih peka terhadap senyawa 𝘯𝘦𝘶𝘳𝘰𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘵𝘵𝘦𝘳 pencetus kebahagiaan bernama dopamin. Dopamin akan dihasilkan otak ketika kita melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Kelebihan dopamin membuat otak lelah. Sebab, terlalu banyak stimulus membuat dopamin dalam otak introver terlalu banyak. Hal ini yang membuat introver akn merasa lunglai setelah digempur dengan aktivitas ekstrover. Jadi, introver dan ekstriver memang terlahir dengan spesifikasi otak yang berbeda.
Itulah keunikan introver. Standar kebahagiaan introver berbeda daripada ekstrover.
Slogan "Bahagia itu sederhana", pasti pencetusnya adalah seorang introver 😁

Apakah kau tahu, kenapa intover terlalu banyak berpikir?. Di otak kita terdapat lapisan abu-abu atau sering disebut 𝘨𝘳𝘢𝘺 𝘮𝘢𝘵𝘵𝘦𝘳𝘴. Lapisan ini bertanggung jawab utk aktifitas berpikir serius dan mendalam. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa otak introver memiliki lapisan 𝘨𝘳𝘢𝘺 𝘮𝘢𝘵𝘵𝘦𝘳𝘴 yang lebih tebal daripada ekstrover. Itu membuat aktifitas di dalamnya lebih sibuk, lebih padat, dan lebih produktif menghasilkan pikiran-pikiran sok bijak. Dengan perbedaan ketebalan, tak heran jikan pikiran pikiran serius introver lahir dengan cepat.
_____________

Sebagai penutup, ada kutipan di dalam buku ini yang aku suka. Yaitu..

"Ada yang berbicara untuk membuat orang terkesima, aku berbicara untuk menyentuh hati manusia."