Rabu, 04 Agustus 2021

HAPPINESS (Review Buku)

Judul: ๐‡๐š๐ฉ๐ฉ๐ข๐ง๐ž๐ฌ๐ฌ
Penulis: ๐…๐š๐ค๐ก๐ซ๐ข๐ฌ๐ข๐ง๐š ๐€๐ฆ๐š๐ฅ๐ข๐š 
๐๐ž๐ง๐ž๐ซ๐›๐ข๐ญ: ๐ˆ๐œ๐ž ๐œ๐ฎ๐›๐ž 
Tahun: ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ“
Halaman: ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ‘ ๐ก๐ฅ๐ฆ; ๐Ÿ๐Ÿ‘ ๐ฑ ๐Ÿ๐Ÿ— ๐œm

๐˜ผ๐™ฅ๐™–๐™ ๐™–๐™ ๐™ ๐™–๐™ก๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™จ๐™ช๐™ ๐™– ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ˆ๐™–๐™ฉ๐™š๐™ข๐™–๐™ฉ๐™ž๐™ ๐™–?

Ini yang dialami oleh Ceria, seorang gadis cantik yang tidak memahami pelajaran Matematika. Dari kecil Ceria selalu dibanding-bandingkan dengan Reina, anak tetangga sebelah sekaligus teman sekelas Ceria. Reina ini pandai Matematika, bahkan mengikuti olimpiade Matematika. Disisi lain, Ceria sebenarnya anak yang pintar juga, tetapi bukan di pelajaran eksata, tetapi dalam pelajaran Bahasa Inggris. Ceria bahkan memenangkan kejuaraan pidato bahasa Inggris dan mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri. Tapi, apakah orangtua Ceria puas dengan hasil yang telah Ceria peroleh?

Ceria terbebani dan merasa kesal karena selalu dibandingkan dengan Reina. Dia ingin membuat Mama dan Papanya bangga dengan berkorban (memaksakan diri) memilih berkuliah di jurusan Matematika. Tanpa menyadari ia telah melepaskan sesuatu yang benar-benar ia inginkan dan ia impikan sedari kecil. 
Lalu apakah Ceria bisa bertahan di jurusan ini?

๐Ÿƒ Terkadang orangtua tidak tahu, bahkan cenderung tidak peduli, apa yang anak-anaknya inginkan. Ini yang dialami Ceria. Sedih membaca kisah Ceria. Ceria hanya butuh perhatian dan pengertian dari orangtuanya, bahkan dukungan dari mereka.

๐ŸƒCeria mempunyai kakak lelaki, Farhan, yang selalu mendukung Ceria dan yang selalu berusaha membuat Ceria percaya diri. Bahwa Ceria anak yang istimewa juga. Sosok Farhan sebagai kakak yang begitu pengertian dan menyanyangi adiknya. Ini part yang membuatku sedih banget. 

"Boleh saja kamu iri dengan kemampuan orang lain, tapi bukan berarti kamu harus menjadi seperti dirinya atau membuat dirinya terlihat buruk di mata orang lain. ๐™†๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™ฅ๐™ช๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™š๐™ก๐™š๐™—๐™ž๐™๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™–๐™จ๐™ž๐™ฃ๐™œ-๐™ข๐™–๐™จ๐™ž๐™ฃ๐™œ, ๐™—๐™š๐™ง๐™จ๐™ฎ๐™ช๐™ ๐™ช๐™ง๐™ก๐™–๐™."

"Pendengki tidak akan pernah bahagia, Cherry"

Tapi menurutku bukan salah Ceria 100% atas sikapnya ini, yang begitu membenci Reina. Seolah Reina ini tokoh yang jahat, tapi sebetulnya tidak.


Justru yang perlu digaris bawahi adalah, pola pengasuhan orangtua Ceria. Salah? Gak juga. Yang salah adalah, orangtuanya selalu membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Akibatnya apa? Ya ini yang dialami Ceria, dia merasa tidak dihargai, tidak disayangi, selalu dibandingkan, tidak percaya diri, dan menyalahkan Reina yang bahkan Reina pun juga tidak ingin ia dan Ceria selalu dibandingkan.

Ada banyak pelajaran yang diangkat dari novel ini. Selain tentang parenting, tapi juga kegigihan dan keberanian Ceria untuk meyakinkan orangtuanya dan berkata jujur kepada mereka.

Memang, dibanding-bandingkan itu sungguh tidak enak!
Kita harus hati-hati jika berkata-kata apalagi membandingkan anak kita dengan anak yang lain.
Setiap anak punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, beri mereka dukungan dan perhatian. Karena itu sangat berpengaruh ke mental sang anak.

1 komentar: